DON’T JUDGE
SOMEONE FROM THE
COVER
R
|
intik rintik hujan pada malam ini
menemani malamku yang sepi. Sepoian angin malam menghembus kulitku. Dari
jendela kamar dapat kulihat pemandangan malam yang indah, tetapi sedikit
tertutup kabut. Mungkin,,,, karena malam ini sedang hujan sehingga di beberapa
tempat terlihat berkabut. Suasana malam ini, sepertinya menunjukkan suasana
hatiku yang sedah sedih dan sangat kesepian. Suasana hati seperti ini sudah
sejak beberapa minggu yang lalu aku rasakan. Pendiam, sering murung, suka
termenung, dan juga jarang keluar kamar, seperti itulah aku sekarang.
Dulu, aku adalah seorang gadis yang ceria dan bersemangat. “ISABELLA”, itulah namaku, cukup singkat dan
mudah dingat. Biasanya mamaku, papaku, dan semua teman-temanku memanggila
dengan sebutan BELLA. Sekarang aku adalah salah satu siswi di SMA Teratai. Di SMA ini, aku duduk
di bangku kelas XI IPA 1. Aku adalah seorang gadis biasa-biasa saja, tidak
cantik, tidak sexy, tidak bisa olahraga,,, dan satu lagi, aku juga tidak
popular. Tapi, keberadaanku di sekolah ini tidak dapat dilupakan begitu saja,
karena aku merupakan salah satu siswa tercerdas di sekolah ini, bukannya
sombong, tapi ini kenyataan. Tapi,,,,,,itu semua dulu, jauh sebelum suatu
peristiwa pahit menimpaku.
*flash back*
Kring…… kring….. kring……
“hello….” Jawabku.
“Bella….. kamu tahu gak sekarang aku sedang melihat siapa? Aku sekarang lagi liat Kevin berduaan sama cewek di restoran, cewek itu cantik…. Banget. Mereka mesra banget” oceh suara di seberang telepon. Tanpa di beritahupun, aku tahu kalau suara itu adalah suara Lucy, sahabat terbaikku.
“hah!!! Cewek yang sedang bersama Kevin itu cantik banget?_ hahahaha_ gak mungkin Kevin suka sama cewek kayak gitu, dia itu bukan type nya Kevin” kataku sambil tertawa. Tapi Lucy masih terus saja membujukku agar aku pergi ke restoran itu. Dengan malas, aku pun mengiyakan ajakannya itu.
“hello….” Jawabku.
“Bella….. kamu tahu gak sekarang aku sedang melihat siapa? Aku sekarang lagi liat Kevin berduaan sama cewek di restoran, cewek itu cantik…. Banget. Mereka mesra banget” oceh suara di seberang telepon. Tanpa di beritahupun, aku tahu kalau suara itu adalah suara Lucy, sahabat terbaikku.
“hah!!! Cewek yang sedang bersama Kevin itu cantik banget?_ hahahaha_ gak mungkin Kevin suka sama cewek kayak gitu, dia itu bukan type nya Kevin” kataku sambil tertawa. Tapi Lucy masih terus saja membujukku agar aku pergi ke restoran itu. Dengan malas, aku pun mengiyakan ajakannya itu.
Setelah
tiba di restoran, mataku langsung tertuju pada ssesosok tubuh yang sangat aku
kenal. “Itu Kevin” batinku. Kevin adalah pacarku, kami berpacaran sudah cukup
lama, sejak aku masih smp. Tanpa basa-basi lagi, aku langsung menuju meja Kevin
aku menyapanya dan bertanya tentang cewek di sebelahnya. Tapi jawaban yang keluar
dari mulut Kevin membuatku sangat terkejut.
“jadi selama ini kau mengikutiku???” Tanya nya sambil melotot marah kepadaku.
“Kevin apa maksudmu mengatakan itu? Aku tidak mungkin melakukan itu, untuk apa? Emangnya kamu selingkuh?” jawabku dengan kesal.
“iya, aku memang selingkuh. Dan dia?” katanya sambil menunjuk kea rah cewek disebelahnya itu”dia adalah pacar baruku, aku sangat mencintainya” kata Kevin. “dan satu lagi, sebenarnya aku pacaran sama kamu hanya untuk meningkatkan nilai-nilai ku, gak lebih. Coba deh kamu ngaca, apa cewek kayak kamu berhak punya pacar kayak aku??” katanya dengan kasar.
“jadi selama ini kau mengikutiku???” Tanya nya sambil melotot marah kepadaku.
“Kevin apa maksudmu mengatakan itu? Aku tidak mungkin melakukan itu, untuk apa? Emangnya kamu selingkuh?” jawabku dengan kesal.
“iya, aku memang selingkuh. Dan dia?” katanya sambil menunjuk kea rah cewek disebelahnya itu”dia adalah pacar baruku, aku sangat mencintainya” kata Kevin. “dan satu lagi, sebenarnya aku pacaran sama kamu hanya untuk meningkatkan nilai-nilai ku, gak lebih. Coba deh kamu ngaca, apa cewek kayak kamu berhak punya pacar kayak aku??” katanya dengan kasar.
Mataku
mulai berkaca-kaca mendengar semua perkataan Kevin. “jadi selama ini aku hanya
dimanfaatin?” batinku. Tangisanku makin menjadi-jadi. Kakiku pun sudah tidak dapat
lagi menahan berat badanku. Aku mulai goyah dan tiba-tiba ,,,,,,,
bruugghh……. Aku pingsan.
*Flash back end*
Sejak
kejadian itu, aku berubah menjadi pendiam, bahkan prestasiku juga mulai
menurun. Suatu hari, aku tidak sengaja menabrak seorang cowok di koridor
sekolah. Semua buku yang aku bawa jatuh berantakan. Dengan sigap, cowok itu
membantu membereskan buku-bukuku. Setelah selesai, aku langsung pergi tanpa
meminta maaf dan berterima kasih kepada cowok itu, bahkan aku pun tidak melihat
wajahnya. Sepertinya dia memperhatikanku, tapi aku sama sekali tidak peduli.
Bel
berbunyi tepat disaat aku masuk ke kelas. Beberapa menit kemudian, muncullah
seorang guru masuk ke kelasku, tapi dia tidak sendirian. Di sampingnya berdiri
seorang cowok bertubuh jangkung, berbadan tegap, dan wajahnya,,,,, lumayan lah.
Cowok itu pun memperkenalkan dirinya. “Nama saya Edward, saya pindahan dari
Australia”. Semua teman-teman ku mulai tersenyum kepadanya, tapi cowok itu
tidak menanggapinya. Edward pun disuruh
duduk di sebelahku, alasannya karena dia murid baru, jadi masih perlu
bimbingan. Selain itu, teman sebangkuku juga sedang dirawat dirumah sakit, ya
jadi gak apa-apalah. Tapi sepertinya teman-teman sekelasku tidak suka, jika
Edward duduk disebelahku. Selama jam pelajaran, kami tidak pernah saling
menegur satu sama lain.
Setelah
tiba dirumah, aku diberitahu ibu bahwa orang yang akan menyewa kamarku akan
tiba sebentar lagi. Beberapa bulan belakangan ini, usaha orang tuaku sudah
bangkrut, karena itulah kami menyewakan kamar ku, sebagai tambahan uang bulanan
ibu. Tiba-tiba terdengar suara dari luar, ternyata dia adalah penghuni baru
kamarku. Betapa kagetnya aku ketika mengetahui bahwa yang menyewa kamarku
adalah…….. Edward. Aku sangat kaget. Awalnya aku tidak mau dia menyewa kamarku,
tapi setelah di bujuk orang tuaku, akhirnya aku mengalah.
Suatu
malam, tanpa sengaja Edward memergoki ku sedang menangis di teras belakang
rumahku. Dia pun menghampiriku. “Bella, apa yang sedang kamu lakukan disini?”,
Tanya Edward. “aku…..” kataku sambil mengusap air mataku. “aku sedang….”
Lanjutku sambil memikirkan alas an yang tepat “melihat bulan”. Owh…. Iya, mala
mini bintangnya banyak dan indah sekali” kata Edward “tapi aku baru tahu kalau melihat bintang bisa
membuat kita menangis” sambungnya. “sudahlah jujur saja, aku bisa kok jaga
rahasia” katanya dengan nada memuji. Akhirnya aku curhat kepada Edward tentang
apa yang telah dilakukan Kevin kepadaku. Dia juga memberikan beberapa solusi
kepadaku. Entah mengapa aku merasa dapat mempercayai cowok di sebelahku ini. Setelah aku bercerita kepada Edward,
rasanya semua yang telah mengganjal di hatiku sudah hilang entah kemana.
Plooong….. itu yang kurasakan sekarang.
Sejak
kejadian malam itu, aku sudah kembali menjadi diriku. Bella yang lama kini
telah kembali. Semua orang terdekatku sangat bahagia dengan perubahan ini. Ini
semua berkat Edward, cowok cool dan ganteng yang beberapa minggu ini mengusik
kehidupanku, tapi di balik itu semua ternyata Edward adalah seorang cowok yang
baik hati. Sejak kejadian itu, hubunganku dengan Edward semakin membaik.
Suatu hari, Edward
megajakku ke suatu tempat. Dan disini lah aku sekarang, di puncak bukit
tertnggi di Kota ku. Dari puncak ini terlihat pemandangan yang sangat indah.
Edward tiba beberapa menit kemudian sambil membawa setangkai bunga dan “Bella,
aku sayang banget sama kamu, sudah lama aku pendam perasaan ini, tapi sekarang
aku gak mau jadi pengecut lagi. Aku mau jujur sama kamu. Kamu mau gak jadi
pacar aku?” kata Edward. “hmm….. Aku juga sayang sama kamu. Aku mau jadi pacar
kamu.”jawabku mengangguk sambil tersenyum dan mengambil bunga pemberian dari
cowok dihadapanku ini.
Satu hal yang selalu aku ingat. “jangan menilai seseorang dari luarnya”
karena yang terlihat oleh mata kita, belum tentu itu benar. Seperti Kevin yang
dari luarnya baik, tetapi ternyata dia hanya memanfaatkan ku.
created by ISMI BADRIAH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar