Minggu, 29 April 2012

DON’T  JUDGE  SOMEONE  FROM  THE  COVER
R
intik rintik hujan pada malam ini menemani malamku yang sepi. Sepoian angin malam menghembus kulitku. Dari jendela kamar dapat kulihat pemandangan malam yang indah, tetapi sedikit tertutup kabut. Mungkin,,,, karena malam ini sedang hujan sehingga di beberapa tempat terlihat berkabut. Suasana malam ini, sepertinya menunjukkan suasana hatiku yang sedah sedih dan sangat kesepian. Suasana hati seperti ini sudah sejak beberapa minggu yang lalu aku rasakan. Pendiam, sering murung, suka termenung, dan juga jarang keluar kamar, seperti itulah aku sekarang.

Dulu, aku adalah seorang gadis yang ceria dan bersemangat.  “ISABELLA”, itulah namaku, cukup singkat dan mudah dingat. Biasanya mamaku, papaku, dan semua teman-temanku memanggila dengan sebutan BELLA. Sekarang aku adalah salah satu  siswi di SMA Teratai. Di SMA ini, aku duduk di bangku kelas XI IPA 1. Aku adalah seorang gadis biasa-biasa saja, tidak cantik, tidak sexy, tidak bisa olahraga,,, dan satu lagi, aku juga tidak popular. Tapi, keberadaanku di sekolah ini tidak dapat dilupakan begitu saja, karena aku merupakan salah satu siswa tercerdas di sekolah ini, bukannya sombong, tapi ini kenyataan. Tapi,,,,,,itu semua dulu, jauh sebelum suatu peristiwa pahit menimpaku.
*flash back*
Kring…… kring….. kring……
“hello….” Jawabku.
“Bella….. kamu tahu gak sekarang aku sedang melihat siapa? Aku sekarang lagi liat Kevin berduaan  sama cewek di restoran, cewek itu cantik…. Banget. Mereka mesra banget” oceh suara di seberang telepon. Tanpa di beritahupun, aku tahu kalau suara itu adalah suara Lucy, sahabat terbaikku.
“hah!!! Cewek yang sedang bersama Kevin itu cantik banget?_ hahahaha_ gak mungkin Kevin suka sama cewek kayak gitu, dia itu bukan type nya Kevin” kataku sambil tertawa. Tapi Lucy masih terus saja membujukku agar aku pergi ke restoran itu. Dengan malas, aku pun mengiyakan ajakannya itu.
            Setelah tiba di restoran, mataku langsung tertuju pada ssesosok tubuh yang sangat aku kenal. “Itu Kevin” batinku. Kevin adalah pacarku, kami berpacaran sudah cukup lama, sejak aku masih smp. Tanpa basa-basi lagi, aku langsung menuju meja Kevin aku menyapanya dan bertanya tentang cewek di sebelahnya. Tapi jawaban yang keluar dari mulut Kevin membuatku sangat terkejut.
“jadi selama ini kau mengikutiku???” Tanya nya sambil melotot marah kepadaku.
“Kevin apa maksudmu mengatakan itu? Aku tidak mungkin melakukan itu, untuk apa? Emangnya kamu selingkuh?” jawabku dengan kesal.
“iya, aku memang selingkuh. Dan dia?” katanya sambil menunjuk kea rah cewek disebelahnya itu”dia adalah pacar baruku, aku sangat mencintainya” kata Kevin. “dan satu lagi, sebenarnya aku pacaran sama kamu hanya untuk meningkatkan nilai-nilai ku, gak lebih. Coba deh kamu ngaca, apa cewek kayak kamu berhak punya pacar kayak aku??” katanya dengan kasar.
            Mataku mulai berkaca-kaca mendengar semua perkataan Kevin. “jadi selama ini aku hanya dimanfaatin?” batinku. Tangisanku makin menjadi-jadi. Kakiku pun sudah tidak dapat lagi menahan berat badanku. Aku mulai goyah dan tiba-tiba ,,,,,,, bruugghh…….    Aku pingsan.
*Flash back end*
            Sejak kejadian itu, aku berubah menjadi pendiam, bahkan prestasiku juga mulai menurun. Suatu hari, aku tidak sengaja menabrak seorang cowok di koridor sekolah. Semua buku yang aku bawa jatuh berantakan. Dengan sigap, cowok itu membantu membereskan buku-bukuku. Setelah selesai, aku langsung pergi tanpa meminta maaf dan berterima kasih kepada cowok itu, bahkan aku pun tidak melihat wajahnya. Sepertinya dia memperhatikanku, tapi aku sama sekali tidak peduli.
            Bel berbunyi tepat disaat aku masuk ke kelas. Beberapa menit kemudian, muncullah seorang guru masuk ke kelasku, tapi dia tidak sendirian. Di sampingnya berdiri seorang cowok bertubuh jangkung, berbadan tegap, dan wajahnya,,,,, lumayan lah. Cowok itu pun memperkenalkan dirinya. “Nama saya Edward, saya pindahan dari Australia”. Semua teman-teman ku mulai tersenyum kepadanya, tapi cowok itu tidak menanggapinya.  Edward pun disuruh duduk di sebelahku, alasannya karena dia murid baru, jadi masih perlu bimbingan. Selain itu, teman sebangkuku juga sedang dirawat dirumah sakit, ya jadi gak apa-apalah. Tapi sepertinya teman-teman sekelasku tidak suka, jika Edward duduk disebelahku. Selama jam pelajaran, kami tidak pernah saling menegur satu sama lain.
            Setelah tiba dirumah, aku diberitahu ibu bahwa orang yang akan menyewa kamarku akan tiba sebentar lagi. Beberapa bulan belakangan ini, usaha orang tuaku sudah bangkrut, karena itulah kami menyewakan kamar ku, sebagai tambahan uang bulanan ibu. Tiba-tiba terdengar suara dari luar, ternyata dia adalah penghuni baru kamarku. Betapa kagetnya aku ketika mengetahui bahwa yang menyewa kamarku adalah…….. Edward. Aku sangat kaget. Awalnya aku tidak mau dia menyewa kamarku, tapi setelah di bujuk orang tuaku, akhirnya aku mengalah.
            Suatu malam, tanpa sengaja Edward memergoki ku sedang menangis di teras belakang rumahku. Dia pun menghampiriku. “Bella, apa yang sedang kamu lakukan disini?”, Tanya Edward. “aku…..” kataku sambil mengusap air mataku. “aku sedang….” Lanjutku sambil memikirkan alas an yang tepat “melihat bulan”. Owh…. Iya, mala mini bintangnya banyak dan indah sekali” kata Edward  “tapi aku baru tahu kalau melihat bintang bisa membuat kita menangis” sambungnya. “sudahlah jujur saja, aku bisa kok jaga rahasia” katanya dengan nada memuji. Akhirnya aku curhat kepada Edward tentang apa yang telah dilakukan Kevin kepadaku. Dia juga memberikan beberapa solusi kepadaku. Entah mengapa aku merasa dapat mempercayai cowok di sebelahku  ini. Setelah aku bercerita kepada Edward, rasanya semua yang telah mengganjal di hatiku sudah hilang entah kemana. Plooong….. itu yang kurasakan sekarang.
            Sejak kejadian malam itu, aku sudah kembali menjadi diriku. Bella yang lama kini telah kembali. Semua orang terdekatku sangat bahagia dengan perubahan ini. Ini semua berkat Edward, cowok cool dan ganteng yang beberapa minggu ini mengusik kehidupanku, tapi di balik itu semua ternyata Edward adalah seorang cowok yang baik hati. Sejak kejadian itu, hubunganku dengan Edward semakin membaik.
            Suatu hari, Edward megajakku ke suatu tempat. Dan disini lah aku sekarang, di puncak bukit tertnggi di Kota ku. Dari puncak ini terlihat pemandangan yang sangat indah. Edward tiba beberapa menit kemudian sambil membawa setangkai bunga dan “Bella, aku sayang banget sama kamu, sudah lama aku pendam perasaan ini, tapi sekarang aku gak mau jadi pengecut lagi. Aku mau jujur sama kamu. Kamu mau gak jadi pacar aku?” kata Edward. “hmm….. Aku juga sayang sama kamu. Aku mau jadi pacar kamu.”jawabku mengangguk sambil tersenyum dan mengambil bunga pemberian dari cowok dihadapanku ini.
                         Satu hal yang selalu aku ingat.  “jangan menilai seseorang dari luarnya” karena yang terlihat oleh mata kita, belum tentu itu benar. Seperti Kevin yang dari luarnya baik, tetapi ternyata dia hanya memanfaatkan ku. 
          created by ISMI BADRIAH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar